Translate

Saturday 24 August 2013

Kendala dalam Serikat Pekerja

Setiap Serikat pekerja pasti mempunyai tujuan yang sangat mulia,yaitu untuk memajukan ekonomi seluruh anggota dan ekonomi perusahaan dengan seadil-adilnya. Akan tetapi dalam perjalanan banyak sekali kendala yang didatangkan dari inernal ataupun eksternal. Untuk mengantisipasi setiap semua kendala yang ada,dalam struktur organisasi baik seluruh anggota ataupun pengurus harus antusias dan mempunyai kontribusi tinggi yang nyata kepada organisasi untuk mencapai hajat bersama. Banyak realita dan terdapat dalam tiap organisasi serikat pekerja dan mungkin trend dengan istilah PNS (penitip nasib sejati). Yaitu anggota ataupun bukan anggota yang banyak berharap dengan kinerja serikat pekerja akan tetapi tidak dapat memberikan kontribusi yang jelas dan banyak yang menganggap dengan membayar iuran mereka sudah cukup berkontribusi dan bisa terjamin atau terlindungi segala hak-haknya oleh SP.
Dari beberapa kali sharing atau pertemuan dengan beberapa pengurus serikat pekerja SP di tingkat perusahaan, saya mendapatkan gambaran bahwa ternyata banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh serikat pekerja yang justru menghambat kinerja dan profesionalitas serikat pekerja.
Beberapa diantaranya dapat di- inventarisir sebagai berikut:
1. Tidak adanya sarana prasarana dan dana fasilitas materi
2. Tidak adanya perhatian dari institusi pemerintah (dinas tenaga kerja)
3. Banyaknya peraturan perundangan yang merugikan.
4. Tekanan, ancaman dan intimidasi dari pengusaha
5. Belenggu beban kerja sehari-hari (tugas rutin) yang diberikan pengusaha kepada pengurus
6. Pengadministrasian / pencatatan keanggotaan yang amburadul.
7. Pengurus sibuk dengan problematika hidupnya sendiri (keluarga, bisnis dll)
8. Rendahnya sumber daya pengurus dan anggota, termasuk kurang memahami berbagai peraturan perundangan yang ada..
9. Tidak mempunyai agenda/program kerja yang jelas.
10. Tidak jelasnya status organisasi di tingkat perusahaan.
11. Salah memilih pengurus.
12. Lemahnya tingkat solidaritas dan “daya gempur“ di kalangan anggota .
13. Terlalu fokus terhadap kasus-kasus yang muncul, yang terkadang justru diciptakan pengusaha.
14. Merasa puas dengan keadaan (statis)
15. Sibuk mengutamakan kepentingan (kasus) nya sendiri-sendiri.
16. Khawatir dengan ide-ide/gagasan-gagasan baru.
17. Lemahnya kemampuan untuk memenfaatkan fasilitas yang ada.
18. Lemahnya jalinan kerjasama / networking dalam rangka merangkul stakeholder (Jamsostek, Dinas Tenaga Kerja, LSM-LSM, dll)
19. Terbuai dengan kerja lembur dan jabatan.
20. Terbuai dengan pinjaman-pinjaman, kredit-kredit, dan fasilitas dan kegiatan lain-lain yang diberikan pengusaha.
21. Minimnya pertemuan dan pembinaan terhadap anggota.
22. Pengkultusan terhadap pengurus.
23. Sentralisasi pengambil kebijakan organisasi
24. Hilangnya kepercayaan anggota.
25. Terpaku pada instuksi structural.
26. Kesemrawutan pembagian tugas dan spesialisasi para pengurus.
27. Status kerja kontrak serta Sulitnya mendapatkan ijin dari pimpinan perusahaan
28. Adanya orang-orang yang menjadi “musuh dalam selimut” dalam organisasi.
29. Masih banyaknya anggota bermental PNS..
30. Terlalu berharap terhadap pengurus, sementara yang lainya hanya ongkang-ongkang kaki.
31. Terlalu tunduk pada kebiasaan, hegemoni pengusaha ,institusi pemerintah dan perangkat organisasi.
32. Kurangnya pengalaman berorganisasi.
33. Kurangnya pembinaan, pendidikan, pelatihan terhadap pengurus.
34. Kekhawatiran terhadap teguran, hinaan, cercaan dari anggota dan pengusaha.
35. Kurangnya komunikasi diantara pengurus dan anggota.
36. Terjadi konflik, baik internal maupun antara pengurus dengan direksi/pengusaha.
37. Persaingan dengan serikat pekerja lain di lingkungan perusahaan.
38. Politik Adu domba yang dijalankan pengusaha.
39. Lemahnya kepekaan dan penelaahan terhadap kondisi ketenagakerjaan yang ada.
40. Ketidaksiapan (ketakutan) pengurus maupun lembaga untuk mengambil resiko
41. Lemahnya budaya mencatat dan korespondensi
42. Banyaknya anggota dan pengurus bermental individualism yang mengacu kepada popularitas.

Mungkin kendala diatas dari hasil sharing ini bisa mengkoreksi apa yang menjadi kendala kita dalam berorganisasi SP, sehingga kedepannya semua tujuan kita bersama dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan umumnya.
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan lahir dan bhatin, dan selalu dalam perlindungannya.   Aamiin

BERBUATLAH KAWAN ...
KARENA DIAM ADALAH PENGKHIANATAN ...

Facebook