Translate

Saturday 20 July 2013

India: Bebaskan 147 pekerja yangdipenjara - dukung para peserta mogokmakan

Bekerjasama dengan IndustriALL Global Union,yang mewakili 50 juta pekerja di 140 negara di
seluruh rantai pasokan pada sektor
pertambangan, energi dan manufaktur ditingkat global. IndustriALL global Union didirikan di Kopenhagen pada tanggal 19 Juni 2012.
Bagi para pekerja di pabrik Maruti Suzuki di India, 18 Juli merupakan ulang tahun dari peristiwa yang tidak diinginkan yaitu perilaku
keji anti-serikat dari polisi dan pihak berwenang. Sebagai upaya untuk mengakhiri represi, mogok makanpun direncanakan.
Setelah insiden kekerasan pada 18 Juli tahun lalu di mana seorang manajer di pabrik Manesar Maruti Suzuki India Limited (MSIL)
meninggal, 147 pekerja telah di penjara di Gurgaon tanpa diberikan kesempatan bebas
dengan jaminan. Telah beredar pula surat perintah penangkapan bagi 66 pekerja tanpa kesempatan bebas dengan jaminan. 2.300
pekerja telah kehilangan pekerjaan mereka, dan ini menjadi tahun di mana ribuan keluarga telah mengalai kehancuran secara ekonomi
dan emosional. Pada 23 Juni General Body Serikat Pekerja Maruti Suzuki (MSWU)
memutuskan, melanjutkan perjuangan dan aksi solidaritas, untuk memprotes ketidakadilan dan penganiayaan saat menyuarakan hak-hak yang sah.
Dua hal yang menjadi tuntutan aksi mogok makan ini yaitu:
1. Lepaskan pekerja dan aktivis yang ditangkap.
2. Mempekerjakan kembali semua pekerja yang diberhentikan
dari tiga pabrik Maruti Suzuki di Manesar. Perjuangan akan terus berlanjut sampai semua tuntutan diatas dipenuhi.
Link: www.labourstartcampaigns.net/show_campaign.cgi?c=1897
book Education & Reference  
Guide your search for hotels

Ditahan KPK, Emir Moeis Tetap Terima Gaji

TEMPO.CO, Jakarta- Meskipun sudah ditetapkan sebagai
tersangka dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi,
Emir Moeis tidak kehilangan seluruh haknya di DPR. Apa
saja yang tetap diperoleh Emir meski berstatus tahanan
KPK?
"Beliau tetap mendapatkan gaji pokok," kata Sekretaris
Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Winantuningtyastiti saat
dihubungi, Kamis, 11 Juli 2013. (Lihat: Tersangka Setahun,
KPK Akhirnya Tahan Emir Moeis)
Berdasarkan Surat Edaran Setjen DPR RI No KU.00/9414/
DPR RI/XII/2010 struktur gaji anggota DPR yang terdiri atas
gaji pokok dan tunjangan serta penerimaan lain-lain. Gaji
pokok yang diterima sama oleh semua anggota Dewan.
Gaji pokok anggota Dewan terdiri dari:
1. Gaji pokok Rp 4,2 juta
2. Tunjangan istri Rp 420 ribu
3. Tunjangan anak (2 anak) Rp 168 ribu
4. Uang sidang/paket Rp 2 juta
5. Tunjangan jabatan Rp 9,7 juta
6. Tunjangan beras (4 jiwa) Rp 198 ribu
7. Tunjangan PPH Pasal 21 Rp 1,729 juta
Jumlah gaji pokok anggota Dewan mencapai Rp 18,415 juta.
Tapi setelah dipotong pajak dan iuran DPR serta tunjangan
uang sidang, total dana yang diterima Emir sekitar Rp 14
juta.
Ketua Badan Kehormatan Trimedya Panjaitan menyatakan,
Emir tidak kehilangan seluruh haknya saat ditetapkan
sebagai tersangka. Emir tetap mendapatkan gaji selama
kasusnya belum ke pengadilan. "Begitu terdakwa, baru
nanti nonaktif," kata dia.

Link: m.tempo.co/read/news/2013/07/12/063495686/Ditahan-KPK-Emir-Moeis-Tetap-Terima-Gaji

Filipina: Pemimpin serikat pekerja ditembak mati - menuntut keadilan danakhiri impunitas sekarang

Antonio "Dodong" Petalcorin, pemimpin Jaringan Organisasi Transportasi (NETO-APL-ITUC), ditembak mati pada 2 Juli 2013 tepat didepan rumahnya. Penembak tertangkap kamera CCTV dengan tenang melarikan diri
menggunakan sepeda motor.
Serikat pekerja mencurigai Benjamin Go,direktur regional Dewan Perhubungan Darat
Waralaba dan Regulasi (LTFRB) Kantor Wilayah di Kota Davao berada di balik pembunuhan itu.
Dodong adalah bagian dari sekelompok pemimpin transportasi yang mengekspos
praktek korupsi yang diduga dilakukan oleh direktur dan meluncurkan kampanye untuk
mengusir dia pada Oktober 2012. Rekan-rekan Dodong percaya bahwa pembunuhan itu mungkin menjadi bagian dari serangkaian
upaya untuk membungkam mereka membuka selubung korupsi di kantor LTFRB, yang
terutama mengorbankan sopir angkutan umum kecil-kecilan dan operator. Mereka mencontohkan apa yang terjadi pada Emilio
Rivera, mantan ketua sebuah kelompok pekerja transportasi independen, Matina Aplaya Transport Cooperative (MATRANSCO),yang ditembak mati, serta Carlos Cirilo, yang nyaris tak selamat ketika sebuah granat yang
dilemprkan kedalam rumahnya tapi untungnya gagal meledak. Dodong, Emilio dan Cirilo
memiliki satu kesamaan - mereka adalah pelapor dalam kasus korupsi yang diajukan terhadap Benjamin Go. Kami menyerukan kepada Presiden Filipina agar melakukan yang terbaik untuk
menghentikan pembunuhan terhadap aktivis serikat pekerja dan hak asasi manusia, dan untuk membawa pembunuh ke pengadilan. Kami juga menyerukan Presiden untuk
mengatasi masalah yang diangkat dan diperjuangkan oleh Dodong dan rekan-rekannya - dugaan korupsi di kantor LTFRB di
Davao City. Hal ini untuk memastikan bahwa
mereka tidak mati sia-sia.
Link: www.labourstartcampaigns.net/show_campaign.cgi?c=1887
Education & Reference 
Guide your search for hotels

Berkas Kasus Buruh Panci Mandeg di Kepolisian

TEMPO.CO, Tangerang – Memasuki bulan ketiga
penyidikan kasus perbudakan buruh panci, berkas kasus itu
belum juga berpindah dari Kepolisian Resor Tangerang ke
Kejaksaan Negeri Tangerang. Jaksa penuntut umum kasus
ini, Marcos, menunggu pelimpahan tahap dua berkas dan
tersangka dari kepolisian. “Kami masih menunggu.
Sebelumnya berkas kami beri catatan untuk
disempurnakan,” kata Marcos, Jumat, 12 Juli 2013.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang,
Komisaris Siswo Yuwono, mengatakan mereka masih
menyempurnaan berkas perkara. “Kami masih
menyelesaikan petunjuk jaksa. Nanti kami kabari,” ujarnya
saat ditanyai soal ini. (Baca juga: Ini Motif Perbudakan
Buruh Panci di Tangerang)
Sebelumnya,  polisi mengenakan enam pasal pada bos
pabrik panci CV Cahaya Logam, Yuki Irawan, 41 tahun, dan
empat mandornya: Tedi Sukarno (35), Sudirman (34),
Nurdin alias Umar (25), dan Jaya (30) Selain tindak pidana
penganiayaan, merampas kemerdekaan orang,
perdagangan manusia, dan penggelapan, mereka juga
dianggap melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan dan
Perlindungan Anak.
Pelimpahan pertama dilakukan polisi pertengahan Juni.
Namun, Kejaksaan mengembalikan berkasnya. Kejaksaan
sendiri menyiapkan delapan jaksa penuntut umum untuk
kasus ini.
Julian Jaya, kuasa hukum tersangka empat mandor, juga
menyatakan menunggu untuk mengambil langkah
selanjutnya. “Kami menunggu pelimpahan berkas,” kata
Julian.
Pada 3 Mei lalu, polisi menemukan produsen aluminium
balok dan panci yang sudah beroperasi selama 1,5 tahun
itu menyekap 34 buruh. Sebagian besar dari mereka
diperlakukan seperti budak -pakaian kumal, menderita
penyakit kulit, dan kelopak mata gelap. Selama berbulan-
bulan disekap, mereka tidak digaji.
Yuki menyita barang pribadi buruh seperti dompet dan
telepon genggam mereka. Sedangkan untuk tidur, mereka
rebahan di atas tikar, dalam ruangan gelap, lembab,
tertutup seluas 8 x 6 meter.
Penyekapan baru terkuak setelah dua buruh, Andi
Gunawan, 20 tahun, dan Junaidi, 22 tahun, melarikan diri
pada 22 April 2013. Sesampai di kampung halamannya di
Bambangan, Lampung Utara, Junaidi melaporkan
penyekapan kepada Sobri, kepala desa setempat.

Kansas protests hit right-wing billionaires

Education & Reference

By Workers World staff

A rainbow of working people from across
Kansas boldly confronted the extreme right-
wing Americans for Prosperity group at its two
locations in Topeka and Wichita on July 10 in
90-degree heat. In both locations, protesters
unfurled colorful banners and signs that
renamed the AFP the “Americans for
Austerity.”
AFP is funded by the infamous billionaire
brothers, Charles and David Koch, and other
Wall Street interests such as the MacIver
Institute and the Lynde and Harry Bradley
Foundation. The Koch brothers are following in
the political footsteps of their anti-communist
father, Fred C. Koch, who co-founded the John
Birch Society.
Chanting “They say cut back, we say fight
back,” “Hands off our children,” “Hands off our
pensions,” “Hands off women” and other
slogans, over 150 participants from across
northeastern and central Kansas protested in
Topeka. The diverse crowd of many ages,
genders, sexualities, disabilities and
nationalities made clear their fightback spirit,
taking up two sides of the street right in front
of the AFP office on the city’s main boulevard
with their banners, signs and bullhorn. They
received numerous honks of support from cars
passing by.
In Wichita, about 30 protesters gave the AFP
office there a similar reception.
The July 10 actions received widespread media
coverage before, during and after the events.
The protesters forced AFP to respond, which
they did with a derisive anti-worker, anti-
community statement that praised the Jim
Crow, right-to-work-for-less wage slave law in
Kansas.
On the same day the AFP protests took place,
ultra-rightist Charles Koch launched one of his
new campaigns, which includes a demand to
eliminate the minimum wage.
AFP’s goals include union busting,
deregulation and privatization. According to
environment-friendly organizations such as
the Sierra Club, the Koch brothers, through
their oil and gas industries, continue to
engage in wanton environmental destruction.
AFP money is behind politicians like Wisconsin
Gov. Scott Walker, North Carolina Gov. Pat
McCrory and that state’s Budget Director Art
Pope.
AFP money, along with that of other right-wing
organizations such as the American Legislative
Exchange Council (ALEC), has bought virtually
every Kansas politician in the current
legislature. This resulted in the 2013 session
being one of the worst anti-worker, anti-
community legislative sessions in Kansas
history.
But as July 10 showed, there is a progressive
current in Kansas. More and more working
people are starting to fight back in their own
interests, especially in response to ever
deeper austerity pushed by Wall Street fronts
like the AFP.
Thirty-four labor and community organizations
endorsed the July 10 actions. These included
the Bail Out the People Movement, Kansas
AFL-CIO, the Topeka Federation of Labor, the
American Federation of Teachers, Lawrence
and Manhattan, Peace & Justice groups, the
LGBTQ Kansas Equality Coalition-Topeka
Chapter, Kansas National Organization for
Women, the Sierra Club and the Working
Kansas Alliance.


link:www.workers.org/2013/07/18/kansas-protests-hit-right-wing-billionaires/

Education & Reference

Facebook